
Aku sangat sayang sama Zua dan Imii, mereka anak-anakku, sahabatku, guruku, dan kelak insya Allah penyelamatku di dalam kubur dan di hari akhir.
Ada hari dimana aku merasa sangat sangat sayang Zua sementara sayangku ke Imii nggak segitunya dan ada hari dimana aku merasa sangat sangat sayang ke Imii sementara sayangku ke Zua nggak segitunya. Aneh? Iya memang..
Tapi aku merasa itu adalah "alarm" dari alam untuk aku lebih mencurahkan rasa sayang, dukungan atau bantuan buat salah satu dari mereka. Menurut aku itu adalah alarm kebutuhan mereka.
Kenapa bisa gitu?
Kebetulan kami punya anak dengan beda usia cukup (hampir 5 tahun) jadi perbedaan emosi sudah sangat nampak dan abangnya sudah diajari untuk menyampaikan perasaannya.
Contohnya nih ya, disaat besok mau ulangan dan abangnya ingin ngereview pelajaran sama aku sementara adeknya pengen nenen terus. Biasanya Zua akan bilang "abang maunya belajarnya sama bunda, adek kan udah kenyang kok nenen terus" biasanya sih aku akan alihin Imii untuk main, tapi kalau perasaan sangat sangat sayang Imii itu datang, aku akan tawarkan : review sama bunda sambil nenenin Imii atau abang baca dulu nanti kalau adik selesai baru kita review sama-sama. Saat Imii sedang aku dahulukan, aku akan liat wajahnya, dan berusaha menjalin komunikasi dengan hati, entah ya ini valid atau gak tapi beberapa kali aku merasa dia "bicara" dengan cara itu, 2x tepatnya dan itu dia sakit.
Kadang saat perasaan sangat sayang itu timbul di Zua, aku akan alihin Imii (kalau bisa) ke orang lain, ke mamaku atau ke ayahnya..
Beberapa kali aku alamin Zua sepertinya down karena nggak PD bisa melakukan sesuatu hal. Aku nggak tau masalah tepatnya karena Zua ini lumayan introvert (ini peer besar buat kami, untung aja udah ada kata-kata bahwa we're bestfriend, bestfriend share everything) cuma biasa dari indera keenam seorang ibu aku bisa nebak-nebak dalam gelap *tsaaah
Nah menghadapi setiap anak emang gak bisa sama ya.. Zua ini paling masuk kalo dikasi contoh "XX dulu juga gitu.." (XXnya bisa ayah, bunda, tikgut, atau siapa ajalah) dan bahwa kami berhasil mengatasi rintangan itu.
Zua ini seperti layaknya anak-anak lain, belum tahu potensi dirinya dan belom bisa menggalinya (yaeyalaaah itu tugas ortunya keles, mau apelooo jadi ortu? Santay?!) Jadi seringnya dibutuhkan sedikiiit dorongan :D
Kalau Imii itu persistent alias ngotot, ini kayak sopo ya? *tunjuk kukungnya* kalau ada yang dimau, akan diminta, dicari, dikejar dan dicoba sampai rasa penasarannya teralihkan. Kadang kalo dia lagi persistent ini loh aku gemes dan pengen jedotin kepala ke tembok :D
Dan hari ini aku merasakan rasa sangat sangat sayang keduanya :)
Siapa yang butuh nih?
Well i guess it just me, loving them are food for my soul.
Ingatlah bahwa kita beruntung dipercaya jadi orang tua sementara jutaan lain diluar sana yang mungkin jauh lebih layak dari kita, diuji kesabarannya dengan menunggu mungkin selamanya.
Happy monday!